Kamis, 24 Oktober 2013



I.     MAKRIFAT DAN      MAKRIFATULLAH

 

A.  MAKRIFAT

      Makrifat adalah suatu topik yang sangat sukar untuk difahami, banyak orang tidak mengerti tetapi beranggapan faham,. mereka beranggapan ilmu makrifat itu adalah Makrifat Ilmu.

      Ilmu tidak sedikitpun menyentuh Makrifat, kerana apa,… kerana ilmu adalah yang berkaitan dengan alam.  Alam yang dijadikan Tuhan dan alam bukan Tuhan . Sedangkan Makrifat adalah yang bersangkutan dengan Dzat Allah Yang Mutlak , yaitu Tuhan Semesta Alam. Sungguh jauh perbedaannya, contohnya orang yang mempunyai ilmu tentang kereta, ia sangat faham tentang kereta,..tetapi malangnya dia sendiri tidak ada kereta, hendak pergi ke mana-mana pun terpaksa sewa taksi atau bus. Beginikah yang dikatakan makrifat? Tentu tidak.

        Makrifat adalah berkaitan dengan pengalaman , hal, dzauk, tetapi bukan yang berkaitan dengan ilmu. Seseorang yang bermakrifat, yang sungguh-sungguh dalam  makrifatnya kepada Allah, bukan sekadar teori semata, tetapi telah benar-benar meresapi makrifat itu, malahan telah menjadi SATU dalam pandangan Tauhid. Maka,  jika mereka mati, sesungguhnya mereka tidak mati, tetapi mereka hidup di sisi Allah dan mendapat rahmat-Nya.

        Allah mengharamkan cacing-cacing dan ulat-ulat tanah memakan jasadnya yang telah dikuburkan itu. Walaupun telah dikuburkan beratus-ratus tahun,  jasadnya masih tetap tidak binasa, malahan masih seperti baru dikebumikan. Segar tidak hancur dan tidak mengalami perubahan, kelihatan seperti orang yang dilamun mimpi indah dalam tidur. Sebahagiannya yang lain mendapat Rahmat Tuhan, dengan apa yang disebut “terbang burung terbang sangkar”, jasad dan ruh mereka kembali kepada Tuhan yang dikasihinya.

 

 

B. MAKRIFATULLAH

       Makrifatullah yaitu mengenal Allah SWT, pada Zat-nya, pada Sifat-nya, pada Asma-nya dan pada Af’al-nya. 

       Selain itu, mengenal Allah juga bisa lewat pengenalan diri si hamba. Dari mana, siapa dan untuk apa ia dijadikan.Tidak sah salat seseorang  tanpa mengenal Allah lebih dahulu karena ia tidak tahu siapa yang disembah dan untuk apa ia menyembah.

       Ketika hamba diciptakan kemudian ditiupkan roh ke dalam dirinya, allah berfirman :.

 ALASTU BIRAB BIKUM QOLU BALA SYAHIDNA

 Artinya: Bukankah aku ini Tuhanmu ?

 Betul engkau Tuhan kami,kami menjadi saksi.(QS.AL-ARAF 7:172) 

AL INSANNU SIRRI WA ANNA SIRRUHU Artinya: Manusia itu RahasiaKu dan akulah Rahasianya.

WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN Artinya: Di dalam dirimu mengapa kamu tidak melihat.

 ANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ Artinya: Aku lebih dekat dari urat nadi lehermu. 

LAA TAK BUDU RABBANA LAM YARAH Artinya: Aku tidak akan menyembah Allah apabila aku tidak melihatnya terlebih dahulu.

 HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH

     Pada malam Ghaibul Ghaib yaitu dalam keadaan antah-berantah hanya Dzat semata. Belum ada awal dan belum ada akhir, belum ada bulan dan belum ada matahari, belum ada bintang belum ada sesuatu pun. Malahan belum ada Tuhan yang bernama Allah, maka dalam keadaan ini, Diri yang punya Dzat tersebut telah mentajalikan diri-Nya untuk memuji diri-Nya. Lantas tajalilah  Nur Allah dan kemudian tajali pula  Nur Muhammad (Insan Kamil), yang pada peringkat ini dinamakan Anta Ana, (Kamu, Aku) , (Aku,Kamu), Ana Anta. Maka yang punya Dzat bertanya kepada Nur Muhammad dan sekalian Roh untuk menentukan kedudukan dan taraf hamba. Lantas ditanyakan kepada Nur Muhammad, Aku ini Tuhanmu ? Maka dijawablah Nur Muhammad yang mewakili seluruh Roh, Ya…Engkau Tuhanku. Persaksian ini dengan jelas diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Araf 7:172:

ALASTU BIRAB BIKUM, QOOLU BALA

SYAHIDNA.

Artinya : Bukan aku ini Tuhanmu? Betul engkau Tuhan kami, Kami menjadi Saksi.

        Selepas pengakuan atau persumpahan Roh itu dilaksankan, maka bermulalah era baru di dalam perwujudan Allah SWT. Seperti firman Allah dalam Hadits Qudsi yang artinya:“Aku suka mengenal diriku, lalu aku jadikan mahkluk ini dan akuperkenalkan diriku. Apa yang dimaksud dengan mahkluk ini ialah : Nur Muhammad sebab seluruh kejadian alam maya ini dijadikan daripada Nur Muhammad Tujuan yang punya Dzat mentajalikan Nur Muhammad adalah untuk memperkenalkan diri-Nya sendiri dengan diri rahasia-Nya sendiri. Maka diri rahasia-Nya itu adalah ditanggung dan diakui amanahnya oleh suatu kejadian yang bernama : Insan yang bertubuh diri bathin (Roh) dan diri bathin itulah diri manusia, atau Rohani. Firman Allah dalam hadis Qudsi:

AL-INSAANU SIRRII WA-ANA SIRRUHU Artinya : Manusia itu RahasiaKu dan Akulah yang menjadi Rahasianya.

        Jadi yang dinamakan manusia itu ialah karena ia mengenal Rahasia. Dengan perkataan lain manusia itu mengandung Rahasia Allah. Karena manusia menanggung Rahasia Allah maka manusia harus berusaha mengenal dirinya, dan dengan mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal Tuhannya, sehingga lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada Yang Punya Diri pada waktu dipanggil oleh Allah SWT. Yaitu tatkala berpisah Roh dengan jasad. (Tambahan Hajrikhusyuk: kembali kepada Allah harus selalu dilakukan semasa hidup, masih berjasad, contohnya dengan solat, kerana solat adalahmikraj orang mukmin atau dengan ‘mati sebelum mati’). Firman Allah An-Nisa 4:58:

INNALLAHA YAK MARUKUM ANTU ABDUL AMANATI ILAAHLIHA. Artinya: Sesunggunya Allah memerintahkan kamu supaya memulangkan amanah kepada yang berhak menerimanya. (Allah).

Hal tersebut di atas dipertegas lagi oleh Allah dalam Hadits Qudsi : 

MAN ARAFA NAFSAHU,FAQAD ARAFA RABBAHU. Artinya : Barang siapa mengenal dirinyaBmaka ia akan mengenal Tuhannya. Dalam menawarkan tugas yang sangat berat ini, pernah ditawarkan Rahasia-nya itu kepada Langit, Bumi dan Gunung-gunung tetapi semuanya tidak sanggup menerimanya.  Seperti firman Allah SWT Al Ahzab 33:72.

INNA ‘ARAT NAL AMATA, ALAS SAMAWATI WAL ARDI WAL JIBAL FA ABAINA ANYAH MILNAHA WA AS FAKNA MINHA,WAHAMA LAHAL INSANNU.

 Artinya : Sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi mereka enggan memikulnya dan merasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya.

 Oleh karena amanat (Rahasia Allah) telah diterima, maka adalah menjadi tanggung jawab manusia untuk menunaikan janjinya. Dengan kata lain, tugas manusia adalah menjaga hubungannya dengan yang punya Rahasia. Setelah amanat (Rahasia Allah) diterima oleh manusia (diri Batin/Roh).Untuk tujan inilah maka Adam dilahirkan untuk bagi memperbanyak diri, diri penanggung Rahasia dan berkembang dari satu abad  ke satu abad, diri satu generasi ke satu generasi yang lain sampai alam ini mengalami

 KIAMAT  DAN RAHASIA ITU  KEMBALI  KEPADA ALLAH.

INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJIUN. Artinya : Kita berasal dari Allah, dan  kembali kepada Allah.

 

C. PEMBAGIAN MAKRIFAT

Ada pun makrifat itu ialah mengenal Zat Allah dan Zat Rasulullah,oleh kerana itulah makrifat dimulakan:-

1.     Makrifat diri yang zahir.

2.     Makrifat diri yang bathin.

3.     Makrifat Tuhan.

D. APA GUNA MAKRIFAT?

Ada pun guna makrifat untuk mencari HAKIKAT yaitu mengenal yang Qadim dan mengenal yang baru

Sebagaimana kata:“AWALUDDIN MAKRIFATULLAH”

Artinya: Awal agama mengenal Allah.
Maksudnya mengenal yang mana Qadim dan yang mana baharu serta dapat mengenal yang Qadim dan yang baharu,maka dapatlah membedakan diantara Tuhan dengan hamba.

 E. ASAL USUL MAKRIFAT

      Rasulullah SAW mengajar kepada sahabatnya Saidina Ali Karamullah.Saidina Ali Karamullah mengajar kepada Imam Abu Hassan Basri.Imam Abu Hassan Basri mengajar kepada Habib An Najmi.Habib An Najmi mengajar kepada Daud Attaie.Daud Attaie mengajar kepada Maaruf Al Karhi.Maaruf Al Karhi mengajar kepada Sirris Sakatari.Sirris Sakatari mengajar kepada Daud Assakatar.Daud Assakatar mengajar kepada Al Junidi. Maka Al Junidi yang terkenal sebagai pengasas MAKRIFAT.Maka pancaran makrifat itu dari empat sumber yaitu:

1. Pancaran daripada sumber SULUK yang   dinamakan     Makrifat Musyahadah.

2. Pancaran daripada sumber KHALUAT yang dinamakan Makrifat Insaniah.

 3.Pancaran daripada Inayah yang dinamakan

    ROHANI.
4.Pancaran daripada Pertapaan yang dinamakan JIRIM.Maka dari  sumber amalan itulah terbit makrifat yang tinggi dan mempunyai    rahasia yang sulit. (Dari buku Mengenal Allah Versi Kaum Sufi oleh Fahrurraji Asmuni,S.Pd.,MM)

Rabu, 03 Juli 2013

SYAHADAT



                                             ENAM  MACAM   SYAHADAT 

Syahadat artinya kesaksian. Kesaksian manusia terhadap eksistensinya. Bahwa sejatinya dia adalah hamba Tuhan. Dalam khasanah Pengutusan Wahyu sepanjang masa, mulai dari Adam AS hingga Muhammad SAW, setidak-tidaknya kita mengenal ada enam kesaksian.:
1. SYAHADAT ADAM
Rasul yang pertama adalah nabi Adam bunyi sahadatnya begini:
ASHADU ALA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA ADAM KHALIFATULAH.
PERINTAH TUHAN: hai adam kamu adalah utusan ku. Kamu jangan mempunyai keinginan ma’rifat kepada ku.
WALLAHU BATINUL INSAN AL INSANNU DOHIRULLAH.
Artinya: ketahuilah wujud kamu. Kenallah diri kamu. Wujud kamu adalah keadaan wujud aku. Hai! Adam setelah kamu memahami dan mengerti wujud kamu adalah wujud aku. Sekarang kamu harus sholat dua raka’at. Maka sholatlah adalah agar kamu menerima kebaikan.
2. SYAHADAT NUH
Rasul yang ke dua adalah nabi nuh sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA NUH HABIBBULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai nuh kamu adalah utusan kami. Kamu jangan berkeinginan ma’rifat kepada kami.
Dalilnya SAMA-SAMI’AN. Kenallah pendengaran  kamu. Pendengaran kamu adalah kenyataan pendengaran kami. Tapi sekarang kamu Nuh harus sholat di waktu zuhur empat raka’at dan kamu harus menerima di berikan dua kuping, dua mata. Begitulah sebabnya sholat zuhur empat raka’at.
3. SYAHADAT IBRAHIM
Rasul yang ke tiga adalah nabi ibrahim sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA IBRAHIM KHALIFATTULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai ibrahim kamu adalah utusan kami.kamu jangan berkeinginan ma’rifat kepada kami.
Dalilnya (BASYAR dan BASIRON) Ketahuilah penglihatan kamu. Penglihatan kamu adalah kenyataan penglihatan kami. Kamu harus sholat asar empat raka’at dan kamu harus menerima di berikan dua mata, dua tangan. Begitulah sholat asar wajib kepada umat umatnya.
4. SYAHADAT ISA
Rasul yang ke empat adalah nabi isa sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILALLAH WA ASHADU ANNA ISA ROKHULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai isa ketahuilah bahwa nafas kamu adalah kenyataan hidup aku. Dan kamu harus sholat tiga raka’at di waktu magrib dan kamu harus mengerti bahwa kamu telah di berikan dua lubang hidung dan nafasnya. Begitulah sebabnya fardu sholat magrib tiga raka’at.
5. SYAHADAT MUSA
Rasul yang ke lima adalah nabi musa sahadatnya begini: (kata hidup kita kepada suaranya).
ASHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA MUSA KALAMMULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai Musa kamu adalah utusan kami. Kamu jangan berkeinginan ma’rifat kepada kami. Kenalilah ucapan kamu. Ucapan kamu adalah kenyataan ucapan Ku.
Dalilnya KALAM-MUTAKALIMAN tapi kamu sekarang harus sholat empat raka’at di waktu Isya dan kamu harus menerima di berikan depan, belakang, kanan, kiri. Begitulah sebabnya fardu sholat isa empat raka’at.
6. SYAHADAT MUHAMMAD
Rasul yang ke enam adalah nabi muhammad. sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILALLAH WA ASHADU ANNA MUHAMMADDARASULLULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai muhammad kamu adalah utusan kami. Sekarang kamu harus tajali. Kamu harus ma’rifat kepada kami sebab kamu adalah yang paling dekat kepada kami.
Dalilnya: AL INSANNU SIRRI WA ANNA SIRRUHU. artinya: Muhammad! rasa kamu adalah rasa kami. Maka pangkat mu Rasullulah. rasa kamu-rasa kami. Sekarang kamu adalah kekasih kami. Ini kami memberi cara untuk mendekatkan diri kepada kami. Turunlah kamu kepada anak cucu para wali dan umat-umat mu sampai akhir jaman. Begitulah perjanjian kepada rasul.

Kamis, 27 Juni 2013

ASAL KEJADIAN





** Keterangan berikut adalah suntingan dari kitab 'Sirrul Asrar Fi Ma Yahtaju Ilayhil Abrar' oleh Ghawthul A'zham Shaikh Muhyiddin Abdul Qadir Jilani رضي الله عه 

Maka berkata Shaikhuna; tentang

Nur Muhammad (iaitu hakikat Muhammad) - atau ringkasnya asal kejadian.

Semoga Allah Ta'ala memberikan kamu kejayaan di dalam amalan-amalan kamu yang disukaiNya dan Semoga kamu memperolehi keredaanNya. Fikirkan, tekankan kepada pemikiran kamu dan fahamkan apa yang aku katakan.

Allah Yang Maha Tinggi pada permulaannya menciptakan cahaya Muhammad daripada cahaya suci Keindahan-Nya. Dalam hadis Qudsi Dia berfirman;

“Aku ciptakan ruh Muhammad daripada cahaya Wajah-Ku”.

Ini dinyatakan juga oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan sabdanya:

“Mula-mula Allah ciptakan ruhku. Pada permulaannya diciptakanNya sebagai ruh suci”.

“Mula-mula Allah ciptakan qalam”.
“Mula-mula Allah ciptakan akal”.

Apa yang dimaksudkan sebagai ciptaan permulaan itu
 ialah ciptaan hakikat kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم; kebenaran tentang Muhammad yang tersembunyi. Dia juga diberi nama yang indah-indah.

Dia dinamakan Nur, cahaya suci kerana dia dipersucikan dari kegelapan yang tersembunyi di bawah sifat jalal Allah.

Allah Yang Maha Tinggi berfirman;

قَدْ جَآءَكُمْ مِّنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَـبٌ مُّبِينٌ

“Sesungguhnya telah datang kepada kamu dari Allah, cahaya dan kitab yang menerangkan”. -  Al-Maaidah, ayat 15

Dia dinamakan aqal yang meliputi (akal universal) kerana dia telah melihat dan mengenali segala-galanya.

Dia dinamakan qalam kerana dia menyebarkan hikmah dan ilmu dan dia mencurahkan ilmu ke dalam huruf-huruf.

Roh Muhammad adalah zat atau hakikat kepada segala kejadian, permulaan dan kenyataan alam maya. Baginda صلى الله عليه وسلم menyatakan hal ini dengan sabdanya;

“Aku daripada Allah dan sekalian yang lain daripadaku”.

Allah Yang Maha Tinggi menciptakan sekalian roh daripada roh baginda صلى الله عليه وسلم di dalam alam kejadian yang pertama, dalam bentuk yang paling baik. ‘Muhammad’ adalah nama kepada sekalian kemanusiaan di dalam alam arwah. Dia adalah sumber, asal usul dan kediaman bagi sesuatu dan segala-galanya.

Kejadian Insan berupa jasad dan ruh

Empat ribu tahun selepas diciptakan cahaya Muhammad, Allah ciptakan arasy daripada cahaya mata Muhammad. Dia ciptakan makhluk yang lain daripada arasy. Kemudian Dia hantarkan roh-roh turun kepada peringkat penciptaan yang paling rendah, kepada alam kebendaan, alam jirim dan badan.

ثُمَّ رَدَدْنَـهُ أَسْفَلَ سَـفِلِينَ

“Kemudian Kami turunkan ia kepada peringkat yang paling rendah”.  -  surah Tin: 5

Dia hantarkan cahaya itu daripada tempat ia diciptakan, dari alam Lahut, iaitu alam kenyataan bagi Zat Allah, bagi keesaan, bagi wujud mutlak kepada alam nama-nama Ilahi, kenyataan sifat-sifat Ilahi, alam bagi akal asbab kepunyaan roh yang meliputi (roh universal). Di sana Dia pakaikan roh-roh itu dengan pakaian cahaya. Roh-roh ini dinamakan ‘Roh Sultani' (ruh pemerintah)’.

Dengan berpakaian cahaya mereka turun kepada alam malaikat. Di sana mereka dinamakan ‘roh rohani’.
Kemudian Dia arahkan mereka turun kepada alam kebendaan, alam jirim, air dan api, tanah dan angin dan mereka pun menjadi ‘roh manusia’.

Kemudian daripada dunia ini Dia ciptakan tubuh yang berdaging, berdarah.

مِنْهَا خَلَقْنَـكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى

“Kemudian Kami jadikan kamu dan kepadanya kamu akan dikembalikan dan daripadanya kamu akan dibangkitkan sekali lagi”.  -  surah Thoha: 55

Selepas peringkat ini Allah memerintahkan roh-roh supaya memasuki badan (iaitu tubuh dan dengan kehendakNya mereka pun masuk.

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى

“Maka apabila Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiup padanya roh-Ku…”.  -  surah Shad: 72
Lupa Asal usul kejadian dan perjanjian

Sampai masanya roh-roh itu terikat dengan badan, dengan darah dan daging dan lupa kepada asal-usul kejadian dan perjanjian mereka. Mereka lupa tatkala Allah ciptakan mereka pada alam arwah Dia telah bertanya kepada mereka;

“Adakah aku Tuhan kamu?"

Mereka telah menjawab; "Iya, bahkan!.”

Mereka lupa kepada ikrar mereka itu. Mereka lupa kepada asal-usul mereka, lupa juga kepada jalan untuk kembali ke tempat yang asal mereka. Tetapi Allah Maha Penyayang, Maha Pengampun - sumber kepada segala keselamatan dan pertolongan bagi sekalian hambaNya. Dia mengasihani mereka lalu Dia hantarkan kitab-kitab suci dan rasul-rasul untuk mengingatkan mereka tentang asal-usul mereka.

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِـَايَـتِنَآ أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَـتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ

“Dan Sesungguhnya Kami telah utuskan Musa (membawa) ayat-ayat Kami (sambil Kami mengatakan): hendaklah kamu keluarkan kaum kamu dari kegelapan kepada cahaya, dan ingatkan mereka kepada hari-hari Allah”.  -  surah Ibrahim: 5

Iaitu ‘ingatkan roh-roh tentang hari-hari di mana mereka tidak terpisah dengan Allah’.

Utusan Allah - menunjukkan jalan kembali kepada Allah!

Ramai rasul telah datang ke dunia ini, melaksanakan tugas mereka dan kemudian meninggalkan dunia ini. Tujuan semua itu adalah membawa kepada manusia perutusan, peringatan serta menyedarkan manusia daripada kelalaian mereka. Tetapi mereka yang mengingatiNya, yang kembali kepadaNya, manusia yang ingin kembali kepada asal-usul mereka, menjadi semakin berkurangan dan terus berkurangan ditelan zaman.

Nabi-nabi terus diutuskan dan perutusan suci berterusan sehingga muncul roh Muhammad yang mulia, yang terakhir di kalangan nabi-nabi, yang menyelamatkan manusia daripada kehancuran dan kelalaian. Allah Yang Maha Tinggi mengutuskannya untuk membuka mata manusia; iaitu membuka mata hati yang ketiduran. Tujuannya ialah mengejutkan manusia dari kelalaian dan ketidaksedaran dan untuk menyatukan mereka dengan keindahan yang abadi, dengan penyebab, dengan Zat Allah.

Allah berfirman;

قُلْ هَـذِهِ سَبِيلِى أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِى

“Katakan: Inilah jalanku yang aku dan orang-orang yang mengikuti daku kepada Allah dengan pandangan yang jelas (basirah)”  -  surah Yusuf: 108

Ia menyatakan jalan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Baginda صلى الله عليه وسلم dalam menunjukkan tujuan kita telah bersabda;

“Sahabat-sahabatku adalah umpama bintang di langit. Sesiapa daripada mereka yang kamu ikuti kamu akan temui jalan yang benar”.

Pandangan yang jelas (basirah) datangnya daripada mata kepada roh. Mata ini terbuka di dalam jantung hati orang-orang yang hampir dengan Allah, yang menjadi sahabat Allah. Semua ilmu di dalam dunia ini tidak akan mendatangkan pandangan dalam (basirah). Seseorang itu memerlukan pengetahuan yang datangnya daripada alam ghaib yang tersembunyi pengetahuan yang mengalir daripada kesedaran Ilahi.

وَعَلَّمْنَاهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا

“Dan Kami telah ajarkan kepadanya satu ilmu dari sisi Kami (ilmu laduni)”.  -  surah Kahfi: 65

Bergabung di dalam kafilah Kerohanian

Apa yang perlu seseorang lakukan ialah mencari orang yang mempunyai pandangan dalam (basirah) yang mata hatinya celik, dan cetusan serta perangsang daripada orang yang seperti ini adalah perlu. Guru yang demikian, yang dapat memupuk pengetahuan orang lain mestilah seorang yang hampir dengan Allah dan berupaya menyaksikan alam mutlak.

Wahai anak-anak Adam, saudara-saudara dan saudari-saudari!

Bangunlah dan bertaubatlah kerana melalui taubat kamu akan memohon kepada Tuhan agar dikurniakanNya kepada kamu hikmahNya. Berusaha dan berjuanglah. Allah memerintahkan;

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَـوَتُ وَالاٌّرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ - الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكَـظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَـفِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Dan berlumba-lumbalah kepada keampunan Tuhan kamu dan syurga yang lebarnya (seluas) langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang berbakti. Yang menderma di waktu senang dan susah, dan menahan marah, dan memaafkan manusia, dan Allah kasih kepada mereka yang berbuat kebajikan”.  -  surah Imraan: 133 -134.

Masuklah kepada jalan itu dan bergabunglah dengan kafilah kerohanian (tariqat ahli sufi) untuk kembali kepada Tuhan kamu. Pada satu masa nanti jalan tersebut tidak dapat dilalui lagi dan pengembara pada jalan tersebut pun sudah tidak ada lagi. Kita tidak datang ke bumi ini untuk merosakkan dunia ini. Kita dihantar ke mari bukan untuk makan, minum dan buang air. Roh penghulu kita menyaksikan kita. Baginda صلى الله عليه وسلم berdukacita melihat keadaan kamu.

Baginda صلى الله عليه وسلم telah mengetahui apa yang akan berlaku kemudian hari apabila baginda صلى الله عليه وسلم bersabda;

“Dukacitaku adalah untuk umat yang aku kasihi yang akan datang kemudian”.

Maka setakat di sini tamatlah petikan kitab...

Pengajaran dan catatan penting untuk renungan:

a. Nur Muhammad (hakikat Muhammad) - adalah makhluk Allah yang pertama di jadikan oleh Allah Ta'ala. Inilah pegangan yang sah daripada Ahlus Sunnah wal Jamaah.

b. Segala makhluk lain adalah dijadikan daripada Nur Muhammad.

c. Ruh seluruh manusia dari Adam a.s sehingga manusia terakhir telah dijadikan oleh Allah dan berada di alam lahut. Apabila seseorang ditaqdirkan untuk lahir ke muka bumi, maka rohnya akan ditiupkan ke dalam rahim ibunya. Inilah maknanya Allah menurunkan manusia ke alam paling rendah. (alam ajsam, alam kebendaan).

d. Keterangan ayat Qur'an .... “Sesungguhnya telah datang kepada kamu dari Allah, cahaya dan kitab yang menerangkan”. (Al-Maaidah: 15) adalah bukti Nur Muhammad sebagai kejadian asal bagi segala makhluk, sebagaimana tafsir ulama Ahlus Sunnah.

e. Manusia wajib mencari jalan kembali kepada Allah dengan mengikut perintah Nabi صلى الله عليه وسلم zahir dan batin. Ketika diri zahir Nabi tiada lagi di dunia nyata, maka wajib mencari para pewaris Nabi yang meneruskan 'risalah' kenabian. Mereka wujud pada setiap zaman dan akan tetap wujud sehingga ke hari kiamat!



Menuju ke akhir zaman- kiamat, bilangan pewaris Nabi akan berkurangan sehingga sangat sukar untuk bertemu mereka. Keadaan ini bertambah buruk dengan adanya ulama dunia-ulama jahat, ahli-ahli kerohanian yang sesat yang memberi fatwa-fatwa sesat dan menyesatkan!